Purwodadi – Kamis (28/10), sebanyak lima pulugh siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Grobogan mengikuti kegiatan Promosi & Sosialisasi Program Ketahanan & Kesejahteraan Keluarga yang diselenggarkan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Grobogan bertempat di Aula MAN 1 Grobogan.
“Soal-soal matematika yang kebanyakan siswa menganggap sebagai soal yang sulit, tidak lebih sulit dari soal-soal ketika kita sudah menjadi orang tua.” Buka Suprapto, Kepala MAN 1 Grobogan dalam sambutannya.
Suprapto berharap setelah mengikuti kegiatan ini dan mendapatkan ilmu dari pemateri-pemateri yang sangat berkompeten dalam bidangnya, siswa-siswi MAN 1 Grobogan mampu menjadi calon kepala keluarga yang bertanggungjawab pada keluarga dan anak-anaknya serta menjadi calon ibu yang secara fisik siap untuk melahirkan anak-anaknya, secara mental dan emosi siap menjadi ibu suatu hari nanti.
Mulyo Hariyanto, Wakil Kepala Ur. Kesiswaan MAN 1 Grobogan menjelaskan bahwa remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar. oleh karena itu, perlu adanya kontrol pada diri remaja agar tidak selalu menuruti semua rasa keingintahuan tersebut yang terkadang justru dapat menimbulkan masalah dalam hidupnya di kemudian hari.
“Tidak semua yang ingin kalian tahu harus kalian lakukan tanpa berpikir panjang. Berpikir dan lakukan hal-hal yang positif untuk menghasilkan sesuatu yang positif dalam hidup kalian.” imbuhnya.
Bambang Kusetiawan, pemateri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan memberikan edukasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi bagi remaja. Berdasarkan survei, setiap 5 menit remaja dibawah usia 25 tahun terinfeksi HIV & setiap menitnya 10 wanita di usia 15-19 tahun melakukan aborsi tidak aman.
“Pendidikan seks tidak ditujukan untuk mengajarkan mereka tentang hubungan seks, namun memberi pengetahuan tentang upaya yang perlu mereka tempuh untuk menjaga kesehatan organ reproduksi mereka.” tambahnya.
“Menikah di usia muda memiliki potensi lebih besar untuk gagal (cerai) karena ketidaksiapan mental dalam menghadapi dinamika rumah tangga dan tanggungjawab atas peran masing-masing seperti dalam mengurus atau mengatur rumah tangga, mencukupi ekonomi keluarga, dan mengasuh atau mendidik anak.” tutur Bambang Suryanto pemateri dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak & Keluarga Berencana.
Ikbhal Ade Maulana, salah satu peserta sosialisasi mengaku senang dan beruntung dapat mengikuti kegiatan ini karena menurutnya edukasi seks masih sangat tabu dikalangan remaja.
“Materi-materi dan informasi yang disampaikan sangat bermanfaat dan penting untuk kehidupan remaja seperti saya. Dengan bekal materi dan informasi tersebut, remaja seperti saya tidak hanya berpikir tentang melakukan semua yang kita mau, namun juga harus memikirkan risiko-risiko yang harus kita terima dikemudian hari.” Tutup Ikhbal. Sebagai informasi, Ketahanan dan kesejahteraan keluarga berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah kondisi keluarga yang memiliki kekuatan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik material guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meingkatkan kesejahteraan kebahagian lahir dan batin. (Reportase “Jurnalistik Mandiri” Aisyka Widi Kumala, XI IPS 1)